Jumat, 19 Oktober 2012





"
KAN KU LUKIS WAJAHNYA DI AWAN
by Cintaku Dahsyat

Keindahan, kecantikan luar dalamnya, kesempurnaan tutur katanya yang lebih putih dari deretan giginya dan ilmu yang disisipkan kedalamnya. menambah keelokan sang permaisuri, lantas temanku berkata : Mana mungkin bisa kamu melukis di awan", bisa kataku...ngawur katanya,,,,bisa kataku, ah sudahlah tidak mungkin itu katanya, mungkin saja kataku....bai
klah kalau begitu buktikan katanya, ...kataku :" baiklah", kamu siapkan kuwas untuk aku melukis di awan, setelah kamu dapatkan berikanlah kepadaku. esok harinya temanku membawa satu kuwas dan diberikan kepadaku, lantas aku bilang : "ini kuwas mana bisa kupakai untuk melukis diawan", kalau kuwas ini hanya bisa kupakai untuk melukis awan di kertas sedang aku kan melukis wajah permaisuri itu diawan. dengan wajah tanpa bersalah temanku menunduk lesu karena rasa penasaranya menyuruhku membuktikan.....lantas aku berkata ": Hai temanku janganlah engkau sedih," kalau kamu bisa ambilah pohon kaktus yang ada di sana, dan potong2lah kemudian bentuklah seperti kuwas jangan ada duri diantaranya, setelah jadi berikan kepadaku dan aku kan melukis, tapi ingat pergi kesana tidak boleh menggunakan alat-alat apapun dan begitujuga membuatnya.

wasalam


KAN KU LUKIS WAJAHNYA DI AWAN
by Cintaku Dahsyat bag.2

Sanggupkah engkau wahai temanku? kataku, sanggup katanya, ...kalau engkau sanggup tentu aku juga sanggup. keesokan harinya kebetulan langit cerah berseri - seri menampakan keakraban yang tidak seperti biasanya. pergilah sang teman setia itu melangkahkan kakinya dengan tidak memberitahukan kepada sesiapapun kecuali kepada ibundanya" emak saya 
pamit untuk beberapa waktu mungkin bertahun - tahun karena aku telah berjanji dengan temanku' dan sengaja emak tak kuberitahu hal apa sebenarnya yang akan kudapatkan nantinya, dan dengan berat hati ibunda nya mengizinkan anaknya untuk pergi jauh. dengan mengucapkan doa dengan langkah kanan dia mulai berjalan, sambil berjalan dia berfikir bagaimana nanti sedangkan aku tak boleh menggunakan alat-alat, bukankah tempat itu sangat jauh dari kampungku dari negeriku'..ah sudahlah,bukankah aku ada alat yakni akalku ....hari demi hari, bulan demi bulan silih berganti tanpa mengenal lelah dia terus menuju tempat yang telah diberi petunjuk baik secara langsung maupun secara tidak langsung, dan begitu juga halnya dengan ku, sebagaimana temanku itu pergi aku juga demikian hal nya, bedanya temanku mencari kuas sedangkan aku menjemput permaisuri itu karena pabila dia berhasil mendapatkan kuas itu maka untuk supaya bisa melukis tentu harus ada permaisurinya., namun rintangan dan halangan selalu ada dalam perjalanan panjang itu. beribu2 kilometer dia berjalan, naik turun lereng dan menyeberangi sungai, bahkan lautan dan banyak pengalaman - pengalaman yang belum pernah dirasakan sebelumnya menambah semangat diriku dan temanku itu, walau kami terpisah sangat jauh namun hati dan perasaan kami teap satu.

Suatu hari......bersambung
"

KAN KU LUKIS WAJAHNYA DI AWAN
by Cintaku Dahsyat bag.3

Suatu hari temanku jatuh sakit mengingat kondisi yang sulit namun tetap harus mempertahankan hidup bukan lagi hal yang mustahil yang harus dihadapi, kebutuhan akan hidup menjadi penghalang dan mutlak harus dipenuhi dengan dia berkerja paruh waktu pada setiap perhentian perjalanan demi membawa bekal untuk menopang hidupnya beberapa hari kedepa
n...ketika badanya terasa panas dingin dan berpeluh dengan mengeluarkan keringat sebesar biji jagung dia masih tetap tersenyum mengingat sahabatnya yang mempunyai maksud yang benar benar tidak masuk akal itu...yang lebih membuat dia tertawa kecil yakni ketika dia mengingat "kamu harus bikin tapi jangan pakai alat apapun, dan lucunya kenapa aku menyanggupi, semacam ada dorongan diluar naluri sehatku kala itu, .... dan ini diceritakan oleh temanku ketika kami telah bertemu disuatu tempat yang sangat fenomental mengingat pada hari itulah penentuan dari satu keinginan namun salah satunya tidak bisa menyelesaikan apa maksud dari tujuan semula, karena halangan mencari obyek yang berbeda tentu akan berbeda pula ujian nya walaupun tujuannya sama, begitu ilustrasiku mengatakannya.

bersambung
"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar