Jumat, 19 Oktober 2012



KESAKSIAN BUKAN ANUGRAH TAPI I'TIKAD

Lambang suatu negara adalah simbol berdirinya atas suatu falsafah dalam suatu bangsa yang harus dan mesti kita ikuti, akan tetapi kita bukan mengikutinya karena ia mempunyai bentuk dan pesan - pesan yang primer dan pesan - pesan yang sekunder. Kalau kita perhatikan. contoh saja Lambang Garuda dan Sila - sila yang didalamnya. Berbentuk Burung, dan terbuat dari 
macam - macam bahan. sehingga jadilah ia simbol suatu negara.

Harus nya kita renungkan demi menghormati bukan pada yang terlihat tapi yang tersirat dari makna - makna yang ada disitu, toh burung Garuda sendiri pun saya kira sampai saat ini belum ada yang pernah lihat. Siapa dibalik itu yang membuat ( tentu bukan orang sembarangan ), Sila - Silanya, Makna dan pengertiaan nya. Saya kira semua mulai dari TPA s/d Perguruan Tinggi, dan mulai dari RT s/d Presiden, Mulai dari Rakyat Miskin s/d DPR/MPR pasti sudah tau. Membuat itu mudah akan tetapi darah yang terkorban untuk membuat itu menjadi suatu lambang negara penuh dengan perjuangan perjuangan, dan banyak menelan korban, dengan suasana yang sangat tercekam dan terancam. Kemana Nurani kita terhadap perjuangan mereka, setelah mereka berjuang apa yang sudah menjadi kebanggaan mereka demi melihat anak - anak bangsa dan pemimpin2 kita. Jauh sangat jauh dari impian mereka, mereka berjuang demi anak cucu mereka untuk menjadi seorang atau individu yang mempunyai kecintaan kepada daerah, dan meningkat kepada kecintaan kepada Bangsa, untuk siapa itu semua. Semuanya untuk Kita, kita yang bersama bukan kita yang sendiri. Seharus nya mereka malu kepada perjuangan orang - orang yang terdahulu untuk supaya negara ini tidak dijajah oleh bangsa lain, supaya tidak terpuruk demi menyelamatkan bangsa dan anak cucu nya.

Kemana Mereka, Guru - Guruku, Abri - Abriku, Polisi - Polisiku, Orang - Orang Tua Ku, Pegawai - Pegawai Negeri Ku, Kekayaan kekayaan Ku, Sumber - Sumber Ku, Kemana Semua, itulah perkataan Rindu Tanah dan Air Bangsa Indonesia, tanah yang setiap hari nya kita injak2 dan air yang setiap hari nya kita minum, mereka itu tanah dan air juga kan makhluk...nah yang dikatakan makhluk itu hidup kelihatanya saja mati.

Islam sudah mengajari sejak dari awal sejak dari Nabi Adam sampai kepada Penghulu Umat Manusia, bahwa yang ditekankan adalah Persaksian, persaksian bahwa tiada siapa - siapa selain Allah, dan tiada siapa - siapa selain Rasullulah. (Pent)

Rindulah dan sisihkanlah kerinduan kita kepada Kemakmuran dan ketenangan yang hakiki tanpa ada kekurangan bahan2 kehidupan dan gejolak temperamnetal yang tak terkendali yang ada dimasyarakat saat - saat ini, saling bermusyawarahlah atas segala sesuatu dengan tidak mendahulukan egois atau kepentingan jabatan, harta, keluarga, dan lain sebagainya. akan tetapi dahulukanlah maaf dan rasa Syukur yang harus diletakan diatas Jidat Kita. Supaya terpancar sinar - sinar kebaikan seperti terpancarnya sinar batu Hajarul Aswad dahulu kala.

Jadi Alam dan segala isi nya baik yang ada dibelah timur sampai kepada belahan - belahan lain nya itu adalah anugrah dari Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa untuk umat manusia sekalian supaya dapat dimanfaatkan sebaik-sebaiknya bukan untuk digunakan seenak - enaknya. supaya kelangsungan hidup menurut Hawa ( Sayiidatina Siti Hawa ) dapat kita semua bangsa memanfaatkan dengan baik.

Yang benar hanya mereka yang diberi hak kebenaran dan dibenarkan oleh Rasul dan malaikatnya serta wali - walinya yang dipersaksikan oleh Allah SWT, sedang diriku ini hanya sebatas menggugurkan kewajiban terhadap apa yang aku injak dan apa yang kuminum sehari - hari yakni Tanah dan Air.

By
Said213

Tidak ada komentar:

Posting Komentar